Tuesday, July 3, 2018

Pengertian Saham Syariah Investasinya


Zaman sekarang, metode syariah memang sudah benar-benar banyak. Bermula dari bank-bank yang berkonsep syariah, tabungan syariah, hingga saham bertipe serupa juga tengah familiar di masyarakat. Pesatnya metode syariah ini berawal dari pendapat ada riba dalam bunga tabungan yang diperoleh dari pihak bank. Apalagi saham, banyak orang beranggapan bermain saham sama saja seperti berjudi. Tetapi untuk yang takut akan dilema tersebut, ada satu produk yang dapat diperhatikan, ialah investasi saham syariah. Jika diperhatikan lagi, saham sesungguhnya dapat menjadi salah satu metode menginvestasikan dana Anda untuk menempuh keuntungan yang diinginkan. Berdasarkan pengertian dari Bursa Efek Indonesia (BEI), saham ialah penyertaan modal dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Jadi saat Anda mendengar ada orang yang bermain saham, berarti seseorang tersebut sudah mempunyai aset dalam perusahaan maupun perseroan tertentu. Karena alasan itulah, saham disebut juga sebagai surat berharga. Ini sebab saham menjadi bukti kepemilikan yang legal kepada kepemilikan seseorang dalam sebuah perusahaan maupun perseroan.

Banyak orang beranggapan saham ialah investasi yang lebih sesuai untuk orang "berkantong dalam". Tetapi sekarang, saham dapat dibeli di mana saja dengan modal yang tak terlalu besar. Malah cukup dengan dana Rp5 juta, Anda sudah dapat bermain saham. Inilah yang membikin daya tarik saham kian besar. Bayangan untung yang tak terbatas bahkan menjadi hal yang menggiurkan untuk bermain saham syariah. Tetapi sebab alasan ini pula, beberapa orang menganggap saham sama seperti judi sebab tak ada kepastian yang terang. Semua dapat terjadi saat Anda mengambil saham tertentu. Kadang untung besar menghampiri, tapi dapat juga kerugian yang tak sedikit mendekati Anda.

Pendapat yang mengatakan bermain saham syariah sebagai perbuatan judi tentu tak tepat. Jika judi ialah perbuatan ilegal, membeli dan menjual saham ialah perbuatan yang legal dan diakui. Malah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahkan sudah memastikan tak ada elemen perjudian dalam bermain saham. Tetapi ada hanyalah perbuatan jual-beli seperti yang ada di pasar. Tetapi bila di pasar yang diperjualbelikan ialah barang keperluan pokok, di pasar saham yang diperjualkan ialah kepemilikan dalam perusahaan-perusahaan tertentu.

Kepopuleran saham syariah yang tengah menanjak membikin banyak orang beratensi untuk menerima emitennya. Apalagi bagi para muslim, saham syariah dianggap cakap mengakomodasi kemauan untuk mempunyai saham yang sesuai dengan nilai-nilai agama yang dianutnya. Tidak seperti itu, tak sedikit orang pula yang tak mengenal perbedaan saham syariah dengan saham konvensional atau yang biasa. Berikut ialah beberapa karakteristik saham syariah yang membedakannya dengan saham konvensional biasa yang sudah secara khusus dahulu digemari masyarakat luas.

1. Emiten Sebenarnya Bertentangan dengan Ajaran Islam

Umpamanya jenis saham syariah tak terlalu berbeda dengan figur saham konvensional. Jika yang berbeda ialah jenis emiten atau perusahaan yang dapat dibeli. Di saham konvensional, Anda dapat membeli emiten apa bahkan yang menarik perhatian Anda dan tentu saja yang berprospek bagus. Sementara itu, di saham syariah, ada beberapa emiten perusahaan yang tak dapat Anda masuki sebab bertentangan dengan ajaran Islam. Cara saja tak ada penanaman saham di perusahaan rokok maupun perusahaan alkohol saat Anda bermain saham syariah. Perseroan maupun perusahaan yang menerbitkan saham syariah tentu saja juga harus melaksanakan usahanya sesuai dengan konsep ajaran Islam. Jika tak, perusahaan tersebut tak dapat menerbitkan saham syariah.

2. Ketika Bagi Hasil

Sama seperti bank-bank syariah yang tak menggunakan elemen riba, di saham syariah bahkan Anda tak akan menerima keuntungan berupa bunga atau riba. Ketika yang berlaku di saham syariah ialah bagi hasil. Dalam metode ini, pemegang saham tak cuma mempunyai kemungkinan untuk menerima beberapa untung dari perusahaan, tapi juga mempunyai risiko yang sama besar bila perusahaan maupun perseroan mengalami kerugian. Sebagai figur, Anda menanamkan sejumlah dana untuk saham syariah di perusahaan makanan kaleng. Umpamanya perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan dalam jumlah tertentu, Anda bahkan akan mendapatkan imbasnya. Anda akan mendapatkan dividen dari keuntungan tersebut. Sebaliknya, bila perusahaan itu merugi, Anda bahkan akan turut menanggung kerugiannya.

3. Musyawarah Untung dan Rugi

Dalam saham syariah, dilema bagi hasil untung dan risiko rugi ini sudah harus disepakati saat Anda hendak meregistrasikan saham. Calon pemegang saham dan perusahaan harus berembuk untuk menempuh kesepakatan bersama tanpa paksaan. Inilah yang kemudian disebut dengan iktikad saham. Dengan adanya iktikad saham, pemegang saham dapat terlepas dari yang namanya ghahar (berita yang menyesatkan) maupun masyir (risiko yang berlebihan). bersepakat, perusahaan maupun perseroan mempunyai ketetapan untuk memaparkan dengan sejelas-sejelasnya berita apa saja mengenai perusahaannya. Seluk-beluk perusahaan harus dikenal calon pemegang saham supaya tak ada kesalahpahaman di kemudian hari. Tentu saja penjelasan tersebut diberitahukan kepada calon pemegang oleh perusahaan sekuritas yang menjual saham tersebut. Calon pemegang saham juga mempunyai hak mempertanyakan semua hal yang dianggap perlu dan ingin dikenal dari emiten yang dia inginkan. Dengan demikian, berita yang menyesatkan dapat dihindari. Saham syariah juga membikin pemegang saham menyadari ada tanggung jawab dan risiko yang ditanggungnya.  saja bahwa pemegang saham harus turut menanggung kerugian yang diperoleh dari emitennya. Dengan kesadaran tersebut, diinginkan Anda tak menjadi serakah untuk mengejar keuntungan maksimal, tapi memainkan saham secara bijaksana.

No comments:

Post a Comment

Diet Kalori Untuk Mengurangi Berat Badan

Kalori diterapkan untuk menghitung banyaknya energi dalam makanan dan minuman. Nah, sekiranya kita ingin menurunkan berat badan, salah s...