Kita sudah mengetahui bahwa harga bisa mempertimbangkan
berapa banyak suatu produk itu akan terjual, misalkan saja sebuah permen A
mempunyai harga Rp. 500, terdapat permen B yang serupa dengan permen A dengan
harga Rp. 300. Kita pasti akan membeli permen B bukannya permen A. Itu ialah
gambaran simpel bahwa harga bisa menjadi pertimbangan pembeli suatu produk.
Berikut merupakan tujuan dari penetapan harga :
1. TUJUAN BERORIENTASI PADA LABA
Dalam teori klasik ekonomi menyuarakan bahwa tiap-tiap
perusahaan pasti akan memilih harga yang bisa ,menjadikan laba tertinggi.
Tujuan yang seperti itu dikenal dengan istilah maksimalisasi laba. Akan
melainkan dalam era persaingan global seperti saat ini dimana persaingannya
sungguh-sungguh rumit dan banyak yang mempengaruhi daya saing perusahaan
sehingga maksimalisasi laba sulit tercapai. Penyebab itu semua ialah
sungguh-sungguh sulit untuk memperkirakan berapa jumlah produk yang akan
terjual pada tingkat harga tertentu, dengan kata lain perusahaan tidaklah
mungkin mengetahui tingkatan harga berapa untuk bisa menempuh maksimum laba.
Oleh karena itu sekarang banyak perusahaan yang menggunakan
pendekatan target laba, dimana tingkat laba dari perusahaan sesuai dengan
kemauan sebagai target laba. Ada dua macam jasa yang umum digunakan, ialah target
merjin dan juga target ROI. Target marjin ialah target laba suatu produk yang
disuarakan oleh persentase yang menandakan rasio dari laba terhadap penjualan.
Walaupun target ROI ialah target laba suatu produk yang bisa disuarakan sebagai
rasio laba terhadap investasi total yang dilaksanakan perusahaan dalam wujud
fasilitas produksi dan juga aset yang mendorong dalam produk hal yang demikian.
2. TUJUAN BERORIENTASI PADA VOLUME
Selain untuk mencari laba, ada juga perusahaan yang mempertimbangkan
harga yang berorientasi pada volume atau yang lebih dikenal dengan istilah
volume pricing objectives. Harga kan diatur agar bisa menempuh volume penjualan
tertentu, pangsa pasar atau poin penjualan. Tujuan yang seperti ini banyak
digunakan oleh perusahaan yang bergerak dalam bidang penerbangan, pendididkan,
perusahaan tour and travel, dan sebagainya. Pada perusahaan penerbangan ,biaya
yang akan dikeluarkan dalam sekali terbang tidak jauh berbeda bila penumpang
penuh ataupun tidak. Karena itu banyak perusahaan penerbangan yang berusaha
untuk menggunakan harga spesial agar meminimalkan jumlah tempat duduk yang
kosong.
3. TUJUAN YANG BERORIENTASI PADA CITRA
Selain kedua tujuan hal yang demikian, ada juga perusahaan
yang mempertimbangkan harga suatu produk yang berorientasi pada citra
perusahaan. Suatu perusahaan bisa mempertimbangkan harga yang tinggi untuk
menyusun ataupun mempertahankan citra perusahaan yang prestisius. Sementara itu
harga yang rendah bisa digunakan perusahaan untuk memperoleh citra tertentu,
sebagai teladan bahwa harga produk hal yang demikian ialah harga yang termurah
dalam kawasan hal yang demikian. Pada dasarnya penetapan harga tinggi atau
rendah bertujuan agar meningkatnya persepsi pelanggan terhadap semua bauran
produk yang ditawarkan.
4.TUJUAN STABILITAS HARGA
Dalam suatu pangsa pasar dimana para konsumennya
sungguh-sungguh peka terhadap harga, bila perusahaan kita menurunkan harga bisa
dipastikan bahwa pesaing kita juga ikut menurunkan harga pula. Dalam situasi
yang seperti ini yang mendasari adanya tujuan stabilitas harga dalam industri
tertentu yang produknya sudah terstandarisasi. Pendekatan ini dilaksanakan
dengan jalan mempertimbangkan suatu harga agar bisa mempertahankan kekerabatan
yang stabil antara harga perusahaan dan juga harga pemimpin industri.
5.TUJUAN LAINNYA
Dalam hal ini penetapan harga bisa mencegah masuknya
pesaing, mempertahankan kesetiaan para konsumen, mendorong untuk penjualan
ulang, ataupun agar bisa menghindari campur tangan dari pemerintah. Adapun
perusahaan non-profit mempertimbangkan harga untuk tujuan yang berbeda. Dengan
tujuan yang sudah dibeberkan diatas bisa mempengaruhi strategi bersaing suatu
perusahaan. Tujuan penetapan harga haruslah konsisten dengan sistem yang
dicapai oleh perusahaan dalam menempatkan posisi relatif dalam pesaing.
Misalkan saja perusahaan kita berorientasi untuk memperoleh laba, tanpa
memperdulikan harga pesaing.
Tidak ini sesuai digunakan pada situasi, ialah :
·
Walaupun adanya pesaing
·
Perusahaan beroperasi pada kapasitas produksi
yang maksimum
·
Harga bukanlah atribut yang sungguh-sungguh
penting bagi tiap-tiap konsumen
Tidak ini berbeda bila perusahaan kita berorientasi pada
volume, yang akan dilandaskan pada strategi untuk bisa menumbangkan pesaing
perusahaan. Adapun stabilitas harga didasarkan pada tuntutan persaingan. Untuk
orientasi volume dan stabilitas perusahaan kita hendaknya bisa mengukur
perbuatan-perbuatan apa saja yang akan dilaksanakan pesaing. Walaupun tujuan
berorientasi pada citra, perusahaan akan senantiasa menghindari persaingan
dengan sistem diferensi produk ataupun dengan sistem melayani segmen pasar
khusus.